Senin, 28 Januari 2013

Mekanisme Koping



Mekanisme koping adalah suatu pola untuk menahan ketegangan yang mengancam dirinya (pertahanan diri/maladaptif) atau untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (mekanisme koping/adaptif). Adanya masalah-masalah yang mengancam pribadi dan kehidupan akan memunculkan reaksi adaptif atau maladaptif, dimana masalah tersebut akan memunculkan kecemasan pada individu. Pada kecemasan ringan, maka mekanisme koping yang dipergunakan masih dalam taraf normal atau adaptif/positif. Ketika kecemasan menjadi kecemasan sedang atau lebih/hebat, maka kecemasan tersebut seringkali dihadapi dengan 2 tipe mekanimse koping yaitu reaksi atas orientasi tugas (menyelesaikan masalah) dan mekanisme pertahanan ego (tanpa kesadaran dan pemikiran yang tidak rasional/maladaptif/negatif).

Reaksi atas orientasi tugas adalah kesadaran, berorientasi atau berekasi untuk mencoba mempertemukan keinginan yang realistik dari situasi stres yang terjadi pada dirinya. Mekanisme pertahanan ego adalah salah satu penyesuaian diri terhadap stres pada tingkat ketidaksadaran tertentu dan melibatkan tingkat-tingkat penipuan diri sendiri dan atau penyimpangan atas realitas yang ada.

Jenis reaksi atas orientasi tugas adalah.
1.    Menyerang/agresif yaitu berusaha untuk menghilangkan atau mengatasi rintangan dengan cara aktif, partisipatif atau menghadapi masalah secara bertanggung jawab untuk memuaskan kebutuhan/untuk emosinya secara masuk akal dalam menghadapi masalah.
2.    Kompromi yaitu mengubah perjalanan suatu cara atau tujuan dengan posisi tawar-menawar (bargaining) untuk memuaskan keinginan/emosinya dan bagaimana caranya mencapai suatu tujuan yang sama-sama menguntungkan.
3.    Menarik diri yaitu berupaya untuk menghilangkan sumber-sumber ancaman secara fisik atau memuaskan keinginan/emosi tanpa melibatkan diri dalam mengatasi masalah tersebut. Cara ini termasuk maladaptif.

Jenis mekanisme pertahanan ego adalah:
1.      Kompensasi adalah mengalihkan kelemahan dirinya dengan menonjolkan/ mengunggulkan/menggantikan keberhasilan-keberhasilan aspek lainnya yang dianggap sebagai aset dirinya.
2.      Pengingkaran/denial adalah menghindarkan diri dan mengabaikan realitas yang tidak menyenangkan terhadap dirinya, menolak untuk mengenalinya atau tidak setuju.
3.      Displacement adalah pengalihan emosi pada objek lain atau orang lain yang lebih ringan risikonya/bahayanya atau yang lebih netral.
4.      Identifikasi adalah berupaya menjadi orang yang dikagumi dengan mengambil ide-ide dan atau pemikiran/pendapat orang lain yang disukasinya tersebut (contohnya mencoba menjadi seperti idolanya).
5.      Rasionalisasi adalah memberikan alasan yang kuat/masuk akal agar diterima oleh orang lain sebagai pengganti untuk menutupi peran perilaku dan motivasi yang tidak dapat diterima orang lain untuk menyesuaikan diri terhadap impuls, perasaan dan perilaku orang lain.
6.      Introjeksi adalah mengidentifikasi perilaku yang kuat atau bersemangat mengambil nilai/norma dari orang lain untuk diterapkan pada dirinya atau ke dalam struktur egonya sendiri (tipe identifikasi yang hebat).
7.      Isolasi adalah memisahkan diri secara emosional dari suatu pemikiran atau permasalahn yang sedang terjadi saat ini bisa terjadi sementara/temporer atau menetap dalam jangka panjang/lama.
8.      Proyeksi adalah memindahkan pemikiran, dorongan, rangsangan emosional atau motivasi kepada orang lain atau objek lain, biasanya dengan menyalahkan orang lain atas ketidakberhasilan dirinya dalam suatu hal.
9.      Over kompensasi adalah pola perkembangan sikap dan perilaku yang berlainan dengan dorongan yang ada pada dirinya dan biasanya tidak sesuai dengan realitas sebagai upaya kompensasi namun berlebihan, seperti bekerja/belajar secara berlebihan.
10.  Regresi adalah menghindari keterangan dengan kemunduran karakter perilaku pada tingkat perkembangan sebelumnya.
11.  Represi adalah menekan dorongan yang tidak dapat diterima secara sadar/tidak disadari menekan pikiran, perasaan, kemauan, kemampuan, dan dorongan pada dirinya akibat dari adanya hal-hal yang menyakitkan/konflik sebagai pertahanan ego secara primer.
12.  Pemisahan/splitting adalah memandang/membagi orang lain/situasi dalam dua penggolongan yaitu kelompok baik/positif/negatif dalam dirinya.
13.  Penghalus/sublimasi adalah mengganti suatu tujuan untuk suatu tujuan tertentu yang tidak dapat diterima oleh orang lain/sosial dengan tujuan tertentu yang bisa diterima secara sosial dengan perilaku yang biasanya bersifat menekan perasaannya sendiri.
14.  Disosiasi adalah pemisahan diri sekelompok mental/proses perilaku dari keseluruhan kesadaran/identitas.
15.  Intelektualisasi adalah alasan/logika yang berlebihan yang digunakan untuk menghindari perasaan yang mengganggu dirinya.
16.  Supresi yaitu analog dengan represi dengan cara menekan perasaan dengan suatu kesadaran dan bertujuan untuk menunda suatu tindakan sampai ada suatu kesempatan untuk mengekspresikan.
17.  Undoing yaitu bertindak/berkomunikasi secara sebagian-sebagian/meniadakan tindakan/ informasi yang sebelumnya ada, hal ini sebagai pertahanan diri yang primitif.

ANALISA PROSES INTERAKSI (API)



ANALISA PROSES INTERAKSI

A.  Pengertian
Analisa proses interaksi (API) (the interactional process analysis) merupakan alat kerja yang dipakai perawat (mahasiswa) untuk memahami interaksi yang terjadi antara perawat dan klien.

B. Tujuan API
1. Meningkatkan kemampuan mendengar
2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
3. Memberi dasar belajar artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan perawat (mahasiswa) dalam berinteraksi dengan klien, dan data bagi CI / supervisor / pembimbing untuk memberi arahan
4.  Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta mempermudah perkembangan dan perubahan pendekatan perawat
5. Membantu perawat merencanakan tindakan keperawatan

Analisa Proses Interaksi (API)
·      Pencatatan dan pelaporan merupakan alat komunikasi antar tim keperawatan dan tim kesehatan
·      Aspek yang penting dicatat dan dilaporkan dalam keperawatan jiwa adalah pola perilaku dan hubungan interpersonal perawat-klien.
·   Ada 3 macam catatan :
-    Catatan perkembangan (proses keperawatan)
-    Catatan hubungan perawat-klien
-    Catatan resume
·   Catatan hubungan P-K adalah interaksi yang terjadi selama perawat berhubung individual klien, kelompok klien, pada terapi modalitas keperawatan.
·   Catatan hubungan P-K secara verbal dapat berupa :
-    Video tape; tape recording
-    Catatan secara garis besar
-    Catatan interaksi
·   Analisa proses interaksi merupakan alat kerja yang dipakai perawat (mahasiswa) untuk memahami interaksi yang terjadi antara perawat dan klien.
·      Semua pasien dapat dilakukan API.

Komponen API :
1. Komunikasi verbal dan non-verbal perawat dan klien
2. Analisa dan identifikasi perasaan perawat serta kemungkinan komunikasi yang dapat dilakukan perawat
3. Analisa dan identifikasi persepsi perawat terhadap emosi dan komunikasi klien
4. Analisa makna dan rasional dari komunikasi
5. Kesan atau evaluasi terhadap efektivitas dari komunikasi berdasarkan data 1 sampai dengan 4
6. Rencana lanjutan tindakan keperawatan



ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien                                          :                                   Nama mahasiswa:
Status interaksi perawat-klien                          :                                   Tanggal            :          
Lingkungan                                          :                                   Jam                  :
Deskripsi klien                                     :                                   Ruang              :
Tujuan (berorientasi pada klien)          :


Komunikasi Verbal
Komunikasi Non Verbal
Analisa berpusat pada perawat
Analisa berpusat pada klien
Rasional
P …………………
P …………………
K ………………..
P …………….
K …………………
………
K …………………..
K ………................
P ………………..
P ……………..
K …………………

P ……………….
P ………………..
K ……………….
P …………
K ………………
………..
Dst …………….





Keterangan :
1.  Inisial klien : tulis inisial bukan nama lengkap
2.  Status interaksi : pertemuan ke berapa dan fase berhubungan
3.  Lingkungan :
- Tempat interaksi
- Situasi tempat interaksi
- Posisi mahasiwa dan klien
4.  Deskripsi klien : penampilan umum klien.

5.  Tujuan :
- Tujuan yang akan dicapai dalam interaksi selama 20-30 menit
- Tujuan ini berpusat pada klien
- Tujuan terkait dengan proses keperawatan klien
6.  Komunikasi verbal : ucapan verbal perawat dan klien
7.  Komunikasi non verbal : non verbal klien dan perawat pada saat bicara atau saat mendengar
8.  Analisa berpusat pada perawat :
Pusatkan analisa proses yang berhubungan dengan komponen sebagai berikut :
a.    Perasaan sendiri
Perawat waspada tentang respon perasaan sendiri & menunjukkan peningkatan kemampuan untuk menjelaskan riwayat / latar belakang dan analisa, apa dan mengapa perasaan itu muncul.
b.    Tingkah laku non verbal
Cari / kenali, diskusikan dan analisa tingkah laku non verbal diri sendiri
c.    Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung
Cari / kenali, bedakan dan diskusikan teknik komunikasi yang digunakan
d.    Tujuan interaksi
·  Perawat berperan sebagai apa ? dan pasien sebagai apa ?
·  Apa anggapan perawat tentang kejadian yang telah terjadi ?
·  Bagaimana seharusnya mereka berinteraksi ?
·  Bagaimana proses ?


9.  Analisa berpusat pada klien :
Pusatkan analisa proses interaksi pada komponen sebagai berikut :
a.    Tingkah laku non verbal
Cari / kenali, diskusikan dan analisa tingkah laku non verbal klien
b.    Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung (latent)
Cari / kenali, bedakan dan diskusikan
c.    Perasaan klien
Temukan / cari arti tingkah laku klien, identifikasi dan diskusikan keadaan perasaan klien, bagaimana perasaan klien dipengaruhi oleh perawat
d.    Kebutuhan klien
Cari kebutuhan klien dengan menggunakan data dari interkasi yang baru terjadi, interaksi sebelumnya, riwayat klien dari teori.
10. Alasan teori (rasional)
Sintesa dan terapan teori pada proses interpersonal : berikan alasan teoritis intervensi anda atau intervensi lain dan tunjukkan peningkatan kemampuan dalam mendiskusikan tingkah laku klien dalam rangka teori psikodinamika, teori adaptasi, setiap teori-teori lain yang dikenal.

Sabtu, 26 Januari 2013

Depresi




1. Pengertian
            Depresi adalah merupakan akumulasi dari perasaan cemas yang berkepanjangan. Depresi sering terjadi atau datang setelah mengalami proses kekecewaan-kecewaan yang berlarut-larut dan panjang (Prasetyono, 2007).
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (affective/mood disorde), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya (Hawari, 2008).
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif, mood) yang ditandai kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan gairah hidup, tidak ada semangat, dan merasa tidak berdaya, perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus asa (Yosep, 2009).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (affective/mood disorde), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya serta merupakan akumulasi dari perasaan cemas yang berkepanjangan.
2. Penyebab
Menurut Prasetyono (2007), sumber-sumber yang umum seseorang dapat menderita depresi, adalah sebagai berikut :
a.    Disharmonis dalam pergaulan.
b.    Disfusi pada seksualitas.
c.    Perceraian.
d.   Ditinggal anak-anak yang sudah dewasa dan berkeluarga.
e.    Gagal dalam pekerjaan atau tidak mendapat pekerjaan.
f.     Penyakit yang tak kunjung sembuh.
g.    Memasuki masa pensiun.
h.    Kematian dari orang yang dicintai.
i.      Hilangnya kekayaan.
j.      Kesulitan dalam keuangan.
3. Gejala klinis
            Menurut Hawari (2008) gejala klinis depresi adalah sebagai berikut:
a.    Afek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak semangat, merasa tidak berdaya.
b.    Perasaan bersalah, berdosa, penyesalan.
c.    Nafsu makan menurun.
d.   Berat badan menurun.
e.    Konsentrasi dan daya ingat menuruun.
f.     Gangguan tidur : insomnia (sukar atau tidak dapat tidur) atau sebaliknya hipersomnia (terlalu banyak tidur). Gangguan ini sering kali disertai dengan mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, misalnya mimpi orang yang telah meninggal.
g.    Agitasi atau retardasi psikomotor (gaduh gembira atau lemah tak berdaya).
h.    Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka lagi melakukan hobi, kreativitas menurun, produktivitas juga menurun.
i.      Gangguan seksual (libido menurun).
j.      Pikiran-pikiran tentang kematian, buduh diri.
Menurut Prasetyono (2007) gejala-gejala depresi dibagi menjadi dua yaitu  gejala psikologis dan gejala fisik.
a. Gejala psikologis
1) Kesedihan.
2) Hilang rasa ketertarikan.
3) Hilangnya kekuatan.
4) Sulit atau hilang konsentrasi.
5) Rasa murung.
6) Khilaf atau gelap mata
7) Perasaan bersalah
8) Ketidakmampuan
b. Gejala-gejala fisik
1) Hilangnya selera makan
2) Sulit tidur
3) Menurunnya stamina tubuh
4) Disfungsi seksual
4. Penatalaksanaan Depresi
Menurut Hawari (2008), penatalaksanaan depresi dilakukan melalui tahap pencegahan dan terapi. Di pencegahan agar seseorang tidak jatuh dalam keadaan depresi maka kekebalan yang bersangkutan perlu ditingkatkan agar mampu menanggulangi stresor psikososial yang muncul dengan cara yang teratur, serasi, selaras dan seimbang antara dirinya dengan Tuhan, sedangkan secara horisontal antara dirinya dengan sesama, orang lain dan lingkungan. Pada tahap terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencakup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.