PEMBERIAN DIET DM TERHADAP PERUBAHAN GULA DARAH PASEIN DIABETES MELITUS
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Pasien diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan di dalam darah itu melimpah ke sistem urine untuk dibuang melalui urine. Air kencing pasien diabetes yang mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut menarik bagi semut, karena itulah gejala ini disebut juga gejala kencing manis (Yunia, 2007).
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Kurangnya insulin mengurangi efisiensi penggunaan glukosa, sehingga glukosa plasma meningkat menjadi 300 sampai1200 mg/100 ml. Peningkatan kadar glukosa plasma selanjutnya menimbulkan berbagai pengaruh di seluruh tubuh (Guyton, 2008). Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan. Menurut Direktur Gizi Masyarakat Dirjen BKM Depkes RI (2007), jika kadar gula darah terus menerus tinggi yang tidak terkontrol, lama kelamaan akan timbul penyulit (komplikasi) yang pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah misalnya : pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata (dapat terjadi kebutaan), pembuluh darah ginjal (GGK) dan lain-lain. Jika sudah terjadi penyulit tersebut maka, usaha untuk menyembuhkan keadaan tersebut kearah normal sangat sulit. Oleh karena itu, usaha pencegahan dini untuk penyulit tersebut diperlukan dan diharapkan sangat bermanfaat untuk menghindari terjadinya berbagai hal yang tidak menguntungkan.
Komplikasi akut yang paling berbahaya pada penderita DM adalah terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah sangat rendah), karena dapat mengakibatkan koma (tidak sadar) bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Keadaan hipoglikemia ini biasanya dipicu karena penderita tidak patuh dengan jadwal makanan (diet) yang telah ditetapkan, sedangkan penderita tetap minum obat anti diabetika atau mendapatkan injeksi insulin. Pemberian diet merupakan salah satu pilar utama pengelolaan diabetes mellitus, selain latihan jasmani, obat hipoglikemik, dan penyuluhan. Pemberian diet sangat penting, dimana penderita tidak boleh terlalu banyak makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda atau diperlambat dengan mengontrol kadar gula darah. Mengontrol kadar gula dapat dilakukan dengan ketaatan penderita melaksanakan diet.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E.J., 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Guyton, A. C., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Yunia, I. (2007) Mau Tahu Lebih Jauh Tentang Diabetes, (online) : available : http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=306 (2009, Desember 9)
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Pasien diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan di dalam darah itu melimpah ke sistem urine untuk dibuang melalui urine. Air kencing pasien diabetes yang mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut menarik bagi semut, karena itulah gejala ini disebut juga gejala kencing manis (Yunia, 2007).
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Kurangnya insulin mengurangi efisiensi penggunaan glukosa, sehingga glukosa plasma meningkat menjadi 300 sampai1200 mg/100 ml. Peningkatan kadar glukosa plasma selanjutnya menimbulkan berbagai pengaruh di seluruh tubuh (Guyton, 2008). Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan. Menurut Direktur Gizi Masyarakat Dirjen BKM Depkes RI (2007), jika kadar gula darah terus menerus tinggi yang tidak terkontrol, lama kelamaan akan timbul penyulit (komplikasi) yang pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah misalnya : pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata (dapat terjadi kebutaan), pembuluh darah ginjal (GGK) dan lain-lain. Jika sudah terjadi penyulit tersebut maka, usaha untuk menyembuhkan keadaan tersebut kearah normal sangat sulit. Oleh karena itu, usaha pencegahan dini untuk penyulit tersebut diperlukan dan diharapkan sangat bermanfaat untuk menghindari terjadinya berbagai hal yang tidak menguntungkan.
Komplikasi akut yang paling berbahaya pada penderita DM adalah terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah sangat rendah), karena dapat mengakibatkan koma (tidak sadar) bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Keadaan hipoglikemia ini biasanya dipicu karena penderita tidak patuh dengan jadwal makanan (diet) yang telah ditetapkan, sedangkan penderita tetap minum obat anti diabetika atau mendapatkan injeksi insulin. Pemberian diet merupakan salah satu pilar utama pengelolaan diabetes mellitus, selain latihan jasmani, obat hipoglikemik, dan penyuluhan. Pemberian diet sangat penting, dimana penderita tidak boleh terlalu banyak makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda atau diperlambat dengan mengontrol kadar gula darah. Mengontrol kadar gula dapat dilakukan dengan ketaatan penderita melaksanakan diet.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E.J., 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Guyton, A. C., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Yunia, I. (2007) Mau Tahu Lebih Jauh Tentang Diabetes, (online) : available : http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=306 (2009, Desember 9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar