PERAWATAN PALIATIF TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PARU
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru. Kanker paru (karsinoma bronkhogenik) timbul di epitel saluran pernafasan. Penyebab kanker paru yang paling sering adalah merokok. Perokok berat mempunyai peluang sekitar 10 kali lebih besar untuk mengalami kanker paru dibandingkan bukan perokok, diperkirakan 90% dari kanker paru timbul sebagai akibat penggunaan tembakau (rokok). Asap tembakau mengandung lebih dari 4.000 senyawa-senyawa kimia, yang telah terbukti sebagai zat yang menyebabkan kanker atau karsinogenik (Asih, 2004).
Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (WHO) diperkirakan kanker mengintai sekitar 12 juta warga dunia pada tahun 2008. Pada tahun 2030 jumlah penderita kanker akan meningkat menjadi 27 juta orang dengan tingkat kematian mencapai 17 juta orang. WHO menilai, peningkatan jumlah perokok di Negara berkembang menjadi pemicu jumlah penderita kanker. Sedangkan kasus baru kanker paru di seluruh dunia, lebih dari 1,3 juta kasus yang menyebabkan 1,1 juta kematian tiap tahunnya. Jumlah insiden dan prevalensi di dunia, kawasan Asia, Australia, dan Timur Jauh berada pada tingkat pertama dengan estimasi kasus lebih dari 670 ribu, dengan angka kematian mencapai lebih dari 580 ribu orang. Di Indonesia, kanker paru menjadi penyebab kematian utama kaum pria dan lebih dari 70% kasus kanker baru terdiagnosis pada stadium lanjut sehingga hanya 5% penderita yang bisa bertahan hidup hingga setelah dinyatakan positif (Depkes RI, 2006). Menurut Saputri (2009) jumlah penderita kanker paru yang dirawat di RSUP Persahabatan meningkat 74% dalam 4 tahun terakhir, dari 408 pasien tahun 2004 menjadi 709 di tahun 2008.
Penatalaksanaan medis pada penderita kanker paru mencangkup pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi dan imunoterapi, yang digunakan secara terpisah atau dikombinasikan. Pada kasus kanker paru dengan stadium lanjut, kadang kala pasien menjadi bosan dan capek dengan berbagai pengobatan yang diberikan. Menjadi hak semua pasien untuk mendapatkan perawatan yang terbaik sampai akhir hayatnya. Untuk itu Penderita kanker paru dengan stadium lanjutan atau tidak berangsur-angsur sembuh perlu mendapat pelayanan kesehatan sehingga penderitaannya dapat dikurangi. Untuk mendapatkan dukungan psikis dan moral, pasien perlu juga diberikan perawatan paliatif.
Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya. Meskipun pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal pasien sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stress menghadapi penyakit yang dideritanya (RSU Dr. Soetomo, 2009).
Hidup merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi penderita kanker. Kualitas hidup merupakan salah satu kunci dan prediksi utama untuk meningkatkan dan memperlama harapan hidup pada pasien kanker. Berdasarkan penelitian pada 10.000 penderita kanker menunjukkan bahwa kualitas hidup akan menentukan prediksi keberhasilan penderita mengatasi kanker.
Refrensi :
Anonim, 2009, Penyebab Kanker Paru-Paru, (online), available : http://www.totalkesehatan.com/lungcancer2.html (2009, Desember 31)
Anonim, 2009, Penanganan Kanker stadium Lanjut, (online), available : http://kankeriik.110mb.com/perawatan_kanker.htm (2009, Desember 31)
Anonim, 2008, Rokok Gerbang Menuju Tumor Paru, (online) available : http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/09/15002633/rokok.gerbang.menuju.tumor.paru (2009, Desember 31)
Anonim, 2009, Prinsip Of Perawatan Paliatif, (online), available : http://www.scumdoctor.com/Indonesia/senior-care/palliative-care/Principles-Of-Palliative-Care.html (2010, Januari 2)
Asih, G.Y., 2004, Keperawatan Medikal Bedah : Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan, Jakarta : EGC
Depkes RI., 2006, Kanker Paru Pembunuh Nomor Satu, (online), available : http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/kankerparu010306.htm (2009, Desember 31)
RSU Dr. Soetomo. 2009, Perawatan Paliatif? Apa Sih?, (online), available : http://rumahkanker.com/index.php? (2010, Januari 2)
Saputri, M., 2009. 9 dari 10 Penderita Kanker Paru adalah Perokok, (online), available : http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/06/06/14132971/9.dari.10.penderita.kanker.paru.adalah.perokok (2010, Januari 2)
Kamis, 11 Februari 2010
PENTINGNYA EDUKASI PERAWATAN PAYUDARA MASA NIFAS
Pasca melahirkan (masa nifas) merupakan masa atau keadaan selama enam minggu atau 40 hari. Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik dan alat-alat reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi (menyusui), maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru. Pada masa nifas perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang sangat penting untuk merawat payudara terutama untuk memperlancarkan pengeluaran ASI.
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin. Dimana tujuan perawatan payudara setelah melahirkan, salah satunya untuk meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan.
Pada negara berkembang, khususnya di daerah yang penduduknya berpendidikan rendah, pengetahuan rendah dan tingkat ekonomi rendah, pengetahuan ibu mengenai perawatan payudara masih kurang. Umumnya pengetahuan tentang perawatan payudara diperoleh dari keluarga ataupun teman. Untuk menghindari kebiasaan yang salah, diperlukan bantuan dari petugas kesehatan yang dapat memberikan pendidikan kesehatan yang benar tentang perawatan payudara (Saryono dan Pramitasari, 2008).
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dibidang kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Konsep dasar pendidikan kesehatan pada perawatan payudara masa nifas merupakan suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan kesehatan perawatan payudara itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada ibu nifas dalam perawatan payudara. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu.
Ketidaktahuan ibu nifas tentang perawatan payudara yang benar bisa menyebabkan kurangnya produksi ASI yang dihasilkan oleh ibu. Untuk itu perlu diberikan pendidikan kesehatan yang benar tentang perawatan payudara kepada ibu yang habis melahirkan atau pada saat nifas, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu menyusui pada masa nifas tentang perawatan payudara yang benar.
Pasca melahirkan (masa nifas) merupakan masa atau keadaan selama enam minggu atau 40 hari. Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik dan alat-alat reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi (menyusui), maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru. Pada masa nifas perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang sangat penting untuk merawat payudara terutama untuk memperlancarkan pengeluaran ASI.
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin. Dimana tujuan perawatan payudara setelah melahirkan, salah satunya untuk meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan.
Pada negara berkembang, khususnya di daerah yang penduduknya berpendidikan rendah, pengetahuan rendah dan tingkat ekonomi rendah, pengetahuan ibu mengenai perawatan payudara masih kurang. Umumnya pengetahuan tentang perawatan payudara diperoleh dari keluarga ataupun teman. Untuk menghindari kebiasaan yang salah, diperlukan bantuan dari petugas kesehatan yang dapat memberikan pendidikan kesehatan yang benar tentang perawatan payudara (Saryono dan Pramitasari, 2008).
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dibidang kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Konsep dasar pendidikan kesehatan pada perawatan payudara masa nifas merupakan suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan kesehatan perawatan payudara itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada ibu nifas dalam perawatan payudara. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu.
Ketidaktahuan ibu nifas tentang perawatan payudara yang benar bisa menyebabkan kurangnya produksi ASI yang dihasilkan oleh ibu. Untuk itu perlu diberikan pendidikan kesehatan yang benar tentang perawatan payudara kepada ibu yang habis melahirkan atau pada saat nifas, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu menyusui pada masa nifas tentang perawatan payudara yang benar.
Langganan:
Postingan (Atom)