Semua bentuk perilaku bunuh diri
baik ancaman, usaha ataupun perilaku bunuh diri harus ditanggapi secara serius
apapun tujuannya. Namun perhatian lebih ditujukan ketika seseorang merencanakan
atau mencoba dengan cara yang paling mematikan seperti dengan menembak diri,
memotong urat nadi, menabrakkan diri ke kendaraan atau terjun dari ketinggian.
Cara yang kurang mematikan seperti minum racun serangga dan menggantungkan diri
memberikan waktu untuk mendapatkan pertolongan saat tindakan bunuh diri telah
dilakukan.
Berdasarkan
besar kemungkinan individu melakukan bunuh diri, maka bunuh diri dibagi menjadi
3 jenis, yaitu:
1.
Ancaman bunuh diri (suicide threats)
Merupakan
peringatan verbal atau non verbal bahwa seseorang tersebut mempertimbangkan
bunuh diri. Individu akan mengatakan bahwa hidupnya tidak akan lama lagi atau
mungkin menunjukkan respons non verbal dengan memberikan barang-barang yang
dimilikinya. Misalkan dengan mengatakan “tolong jaga anak-anakku karena saya
akan pergi jauh” atau “segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya”. Perilaku ini
harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa kehidupan saat ini. Ancaman
menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian.
2.
Percobaan bunuh diri (suicide attempts)
Klien sudah
melakukan percobaan bunuh diri. Semua tindakan terhadap diri sendiri yang
dilakukan oleh individu yang dapat menyebabkan kematian, jika tidak dilakukan
pertolongan segera. Pada kondisi ini klien aktif mencoba bunuh diri dengan
berbagai cara seperti gantung diri, minum racun, memotong urat nadi atau
menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.
3.
Completed suicide
Terjadi setelah
tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh
diri dan tidak benar-benar mati mungkin akan mati, jika ia tidak ditemukan
tepat pada waktunya.
Intensitas Bunuh Diri
Intensitas
bunuh diri yang dikemukan oleh Bailey dan Dreyer (1977) mengkaji intensitas
bunuh diri yang disebut SIRS (suicidal intertion rating scale), intensitas
bunuh diri dengan skor 0-4, yaitu sebagai berikut:
1.
Skor 0: tidak ad aide bunuh diri yang alu atau
sekarang.
2.
Skor 1: ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan
bunuh diri, tidak mengancam bunuh diri.
3.
Skor 2: memikirkan bunuh diri dengan aktif,
tidak ada percobaan bunuh diri.
4.
Skor 3: mengancam bunuh diri, misalnya:
“Tinggalkan saya sendiri atau saya bunuh diri”.
5.
Skor 4: aktif mencoba bunuh diri.
Sumber: Riyadi
dan Purwato. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar