Kamis, 05 September 2013

PSIKOFARMAKA



Skizofrenia terdapat gangguan pada fungsi transmisi sinyal penghantar saraf (neurotransmitter) sel-sel susunan saraf pusat (otak) yaitu pelepasan zat dopamine dan serotonin yang mengakibatkan gangguan pada alam pikir, alam perasaan dan perilaku. Obat psikofarmaka yang akan diberikan ditujukan pada gangguan fungsi neurotransmitter sehingga gejala-gejala klinis dapat dihilangkan atau dengan kata lain penderita skizofrenia dapat diobati.
            Jenis obat psikofarmaka banyak digunakan untuk mengobati penderita skizofrenia, hingga sekarang belum ditemukan obat yang ideal, masing-masing jenis obat psikofarmaka ada kelebihan dan kekurangannya selain itu juga ada efek samping. Misalnya ada jenis obat psikofarmaka yang lebih berkhasiat menghilangkan gejala negatif skizofrenia daripada gejala positif skizofrenia atau sebaliknya, ada juga yang lebih cepat menimbulkan efek samping dan lain sebagainya.
            Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat-syarat antara lain sebagai berikut:
1.    Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu relatif singkat.
2.    Tidak ada efek samping, kalaupun ada relatif kecil.
3.    Dapat menghilangkan dalam waktu relative singkat baik gejala positif maupun negatif skizofrenia.
4.    Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat).
5.    Tidak menyebabkan kantuk.
6.    Memperbaiki pola tidur
7.    Tidak menyebabkan habituasi, adiksi dan dependensi.
8.    Tidak menyebabkan lemas otot.
9.    Kalau mungkin pemakaiannya dosis tunggal (single dose).
Obat psikofarmaka dibagi dalam dua golongan yaitu golongan generasi pertama (typical) dan golongan generasi kedua (atypical). Adapun beberapa golongan obat generasi pertama dan kedua yaitu:
Golongan obat generasi pertama, yaitu:
Nama generic
Nama dagang
Chlorpromazine HCl
Chlorpromazine (CPZ), Largactil, Promactil, Meprosetil, cepezet
Trifluoperazine HCl
Stelazine, stelosi
Thioridazine HCl
Melleril
Haloperidol
Haldol, Govotil, Serenace, lodomer injeksi, haldol decanoas injeksi
           
            Golongan obat generasi kedua, yaitu:
Nama generic
Nama dagang
Risperidone
Risperdal, Rizodal, Noprenia, neripros, zofredal
Clozapine
Clozaril, clorilex, cycozam, sizoril
Quetiapine
Serequel
Olanzapine
Zyprexa injeksi, olandoz, onzapin

            Efek samping yang sering dijumpai meskipun relatif kecil dan jarang adalah gejala ekstra-piramidal (Extra-Pyramidal Syndrome/EPS) yang mirip dengan penyakit Parkinson (Parkinsonism), misalnya kedua tangan gemetar (tremor), kekakuan alat gerak (kalau berjalan seperti robot), otot leher kaku sehingga kepala yang bersangkutan seolah-olah terpelintir atau “ketarik” dan lain sebagainya. Bila terdapat efek samping ekstra-piramidal tadi dapat diberikan obat penawar yaitu obat dengan nama generic Trihexyphenidyl HCl (TXP), Benzhexol HCl, Levodopan + Benserazide dan Bromocriptine Mesilate, sedangkan nama dagangnya adalah Arkine, Artane, Madopar dan Parlodel.
            Skizofrenia terjadi sebagai akibat gangguan sinyal penghantar saraf (neurotransmitter) pada sel-sel saraf otak, yaitu antara lain pelepasan zat pada reseptor dopamine, serotonin dan noradrenalin. Pelepasan zat dopamine, serotonin dan noradrenalin pada reseptor tersebut terjadi di susunan saraf pusat (otak) yaitu di daerah sistem limbik (lymbic system areas), khususnya di nucleus accumbens dan hypothalamus.
Reseptor adalah tempat sasaran dalam suatu sistem biologis di otak. Gangguan sinyal penghantar saraf tersebut mengakibatkan gangguan pada fungsi berpikir (kognitif), perasaan (afektif) dan perilaku (psikomotor). Hal ini tampak jelas pada penderita skizofrenia yang menunjukkan kelainan pada alam pikir, perasaan dan perilaku yang tidak wajar, sehingga yang bersangkutan disebut mengalami gangguan jiwa.  
Golongan obat anti skizofrenia baik generasi pertama (typical) maupun generasi kedua (atypical) pada pemakaian jangka panjang umumnya menyebabkan pertambahan berat badan. Obat golongan typical khususnya berkhasiat dalam mengatasi gejala-gejala positif skizofrenia, sehingga meninggalkan gejala-gejala negatif skizofrenia. Sementara itu pada penderita skizofrenia dengan gejala negatif pemakaian golongan typical kurang memberikan respons. Selain daripada itu obat golongan typical tidak memberikan efek yang baik pada pemulihan fungsi kognitif (kemampuan berpikir dan mengingat) penderita. Selain daripada itu obat golongan typical sering menimbulkan efek samping berupa gejala ekstra pyramidal (extrapyramidal symptoms/EPS).
Beberapa perbedaan dan kelebihan obat golongan atypical dengan obat golongan typical adalah antara lain:
1.    Gejala positif maupun negatif dapat dihilangkan.
2.    Efek samping EPS sangat minimal atau boleh dikatakan tidak ada.
3.    Memulihkan fungsi kognitif.

Sumber:
Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia, Jakarta: FKUI.

Rusdi Maslim, 2007, Paduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Psychotropic Medication), Edisi Ketiga, Jakarta: PT. Nuh Jaya.

Tidak ada komentar: