1.
Pengertian obat psikotropika
Merupakan obat yang bekerja secara selektif
pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas
mental dan perilaku (mind and
behavior altering drugs), digunakan
untuk terapi gangguan psikiatrik (psychotherapeutic
mediciation) (Suparno, 2008).
Psikotropik ialah obat yang bekerja pada
atau mempengaruhi fungsi psikis kelakukan atau pengalaman (WHO, 1966, dalam
Suparno, 2008).
2.
Golongan psikotropika
Berdasarkan penggunaan klinis, psikotropik
dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
a.
Antipsikosis (major traquilizer, neuroleptik)
Neuroleptik bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronis.
Kegunaannya pada psikoneurosis dan penyakit psikosomatik belum jelas. Cirri
terpenting obat neuroleptik ialah:
1)
Berefek antipsikosis, yaitu berguna mengatasi
agresivitas, hiperaktivitas dan labilitas emosional pada pasien psikosis. Efek
ini tidak berhubungan langsung dengan efek sedative.
2)
Dosis besar tidak menyebabkan koma yang dalam
ataupun anesthesia.
3)
Dapat menimbulkan gejala estrapiramidal yang
reversible atau ireversibel.
4)
Tidak ada kecenderungan untuk menimbulkan
ketergantungan psikis dan fisik.
Contoh obat antipsikosis: golongan
1)
Derivat fenotiazin, yaitu: senyawa
dimetilaminopropil (klorpromazin, promazin, trifluproazin), senyawa piperidil
(mepazin, tioridazin), senyawa piperazin (asetofenazin, karfenazin, flufenasin)
2)
Non-fenotiazin, yaitu kloprotiksen.
3)
Butiroferon, yaitu haloperidol.
b.
Antiansietas (antineurosis, minor traquilizer).
Antiansietas terutama berguna untuk pengobatan simtomatik penyakit
psikoneurosis dan berguna sebagai obat tambahan pada terapi penyakit somatic
yang didasari ansietas (perasaan cemas) dan ketegangan mental. Penggunaan
antiansietas dosis tinggi jangka lama, dapat menimbulkan ketergantungan psikis
dan fisik. Dibandingkan dengan sedative yang sudah lebih lama dikenal,
antisietas tidak begitu banyak menimbulkan kantuk. Contoh obat antiansietas,
yaitu golongan benzodiazepine (diazepam, klordiazepoksid, klorazepat).
c.
Antidepresan
Antidepresan ialah obat untuk mengatasi depresi mental. Obat ini terbukti dapat menghilangkan atau mengurangi
depresi yang timbul pada beberapa jenis skizofrenia. Antidepresi tidak dapat
memperbaiki gejala skizofrenia lain, bahka dapat memperberat gangguan pikiran
yang merupakan dasar penyakit ini. Perbaikan depresi ditandai dengan perbaikan
alam perasaan, bertambahnya aktivitas fisik dan kewaspadaan mental, nafsu makan
dan pola tidur yang lebih baik dan berkurangnya pikiran. Perbaikan alam perasaan
sukar dinilai dan tidak dapat diukur secara objektif.
Contoh obat antidepresi, yaitu:
1)
Penghambat MAO, yaitu isokarbokazid, nialamid,
fenelzin.
2)
Senyawa dibenzapin, yaitu: imipramin,
desmetilipramin, amitriptilin, desmetilamitriptilin.
3) Senyawa lain, yaitu: amoksapin, maprotilin,
trazodon, fluoksetin, bupropion, nomifensin, mianserin.
d.
Psikotogenik (psikotomimetik, psikodisleptik,
halusinogenik)
Psikotogenik ialah obat yang dapat menimbulkan ke;ainan tingkah laku,
disertai halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir dan perubahan alam perasaan,
jadi dapat menimbulkan psikosis.
Conto
obat golongan psikptogenik, yaitu: meskalin, dietilamid asam lisergat dan
marihuana (ganja).
Sumber: Suparno, (2008). Psikofarmakologi dalam Lingkung
Psikologi dan Psikiatri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar