Jumat, 20 April 2012

Obat Psikotropik (Psikotropika)


1.      Pengertian obat psikotropika
Merupakan obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku (mind and behavior  altering drugs), digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik (psychotherapeutic mediciation) (Suparno, 2008).
Psikotropik ialah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis kelakukan atau pengalaman (WHO, 1966, dalam Suparno, 2008).
2.      Golongan psikotropika
Berdasarkan penggunaan klinis, psikotropik dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
a.       Antipsikosis (major traquilizer, neuroleptik)
Neuroleptik bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronis. Kegunaannya pada psikoneurosis dan penyakit psikosomatik belum jelas. Cirri terpenting obat neuroleptik ialah:
1)      Berefek antipsikosis, yaitu berguna mengatasi agresivitas, hiperaktivitas dan labilitas emosional pada pasien psikosis. Efek ini tidak berhubungan langsung dengan efek sedative.
2)      Dosis besar tidak menyebabkan koma yang dalam ataupun anesthesia.
3)      Dapat menimbulkan gejala estrapiramidal yang reversible atau ireversibel.
4)      Tidak ada kecenderungan untuk menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik.
Contoh obat antipsikosis: golongan
1)      Derivat fenotiazin, yaitu: senyawa dimetilaminopropil (klorpromazin, promazin, trifluproazin), senyawa piperidil (mepazin, tioridazin), senyawa piperazin (asetofenazin, karfenazin, flufenasin)
2)      Non-fenotiazin, yaitu kloprotiksen.
3)      Butiroferon, yaitu haloperidol.
b.      Antiansietas (antineurosis, minor traquilizer).
Antiansietas terutama berguna untuk pengobatan simtomatik penyakit psikoneurosis dan berguna sebagai obat tambahan pada terapi penyakit somatic yang didasari ansietas (perasaan cemas) dan ketegangan mental. Penggunaan antiansietas dosis tinggi jangka lama, dapat menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik. Dibandingkan dengan sedative yang sudah lebih lama dikenal, antisietas tidak begitu banyak menimbulkan kantuk. Contoh obat antiansietas, yaitu golongan benzodiazepine (diazepam, klordiazepoksid, klorazepat).
c.       Antidepresan
Antidepresan ialah obat untuk mengatasi depresi mental. Obat ini  terbukti dapat menghilangkan atau mengurangi depresi yang timbul pada beberapa jenis skizofrenia. Antidepresi tidak dapat memperbaiki gejala skizofrenia lain, bahka dapat memperberat gangguan pikiran yang merupakan dasar penyakit ini. Perbaikan depresi ditandai dengan perbaikan alam perasaan, bertambahnya aktivitas fisik dan kewaspadaan mental, nafsu makan dan pola tidur yang lebih baik dan berkurangnya pikiran. Perbaikan alam perasaan sukar dinilai dan tidak dapat diukur secara objektif.
Contoh obat antidepresi, yaitu:
1)      Penghambat MAO, yaitu isokarbokazid, nialamid, fenelzin.
2)      Senyawa dibenzapin, yaitu: imipramin, desmetilipramin, amitriptilin, desmetilamitriptilin.
3)  Senyawa lain, yaitu: amoksapin, maprotilin, trazodon, fluoksetin, bupropion, nomifensin, mianserin.
d.      Psikotogenik (psikotomimetik, psikodisleptik, halusinogenik)
Psikotogenik ialah obat yang dapat menimbulkan ke;ainan tingkah laku, disertai halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir dan perubahan alam perasaan, jadi dapat menimbulkan psikosis.
Conto obat golongan psikptogenik, yaitu: meskalin, dietilamid asam lisergat dan marihuana (ganja).

Sumber: Suparno, (2008). Psikofarmakologi dalam Lingkung Psikologi dan Psikiatri

Tidak ada komentar: