Kamis, 17 Mei 2012

Perilaku Maladaptif Pada Anak Hospitalisasi


Salah satu bentuk kecemasan anak usia sekolah akibat hospitalisasi adalah perpisahan dengan orang tua dan teman sebaya. Hal-hal yang menunjukkan kecemasan akibat perpisahan, serta rasa takut lainnya yaitu dengan anak merasa kesepian, bosan, isolasi, menarik diri, depresi, marah, frustasi dan bermusuhan. Sedangkan mekanisme pertahanan diri yang digunakan yaitu regresi mengacu pada kecenderungan untuk kembali pada tahap perilaku yang lebih dini dan lebih primitif (Wong, 2003).
 Anak usia sekolah  mengalami stress selama hospitalisasi akan menunjukkan ciri-ciri yang maladaptif yaitu  anak menjadi tidak kooperatif, tidur tidak nyenyak, tidak mau makan serta mungkin ditunjukkan dengan reaksi regresi yang diekspresikan secara verbal maupun non verbal (Wong, 2003).
Biasanya anak juga menanggapi perawatan dirumah sakit dengan reaksi misalnya menjerit-jerit, mengompol atau perilaku lain yang lebih pantas untuk tahap usia yang lebih awal. Namun bentuk perilaku ini menunjukkan bukannya kerewelan yang harus ditangani dengan tegas tetapi kecemasan yang membutuhkan kesabaran dan pengertian (Mc Gie, 2003).
Sedangkan menurut  Adriansyah (2010), ada enam hal yang terjadi pada anak yang dihospitalisasi, antara lain :
1) Perubahan konsep diri.
            Perubahan konsep diri terjadi akibat penyakit yang diderita atau tindakan seperti pembedahan, pengaruh citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran, ideal diri, harga diri, dan identitasnya.
2) Regresi.
            Klien mengalami kemunduran ke tingkat sebelumnya atau lebih rendah dalam fungsi fisik, mental, perilaku, dan intelektual.
3) Dependensi.
            Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
4) Depersonalisasi.
            Peran sakit yang dialami klien dapat menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas, dan sulit bekerjasama.
5) Takut dan Ansietas.
            Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap penyakitnya.

6)  Kehilangan dan Perpisahan
Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan yang asing dan jauh dari susana kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah dengan pasangan, dan terasing dari orang yang dicintai.
            Sedangkan menurut menurut Whenny (2010), respon pasien pada usia sekolah yang dapat muncul, antara lain : rasa takut, ansietas, paham alasan dipisahkan tetapi masih butuh keberadaan orang tua, lebih peduli terhadap rutinitas sekolah dan teman teman, tidak berdaya, marah dan frustasi, peduli terhadap perpisahan dengan guru dan teman sekolah, cemas terhadap kehilangan, PR (pekerjaan rumah), sekolah, dan perubahan dalam kelompok. Tetapi pada pasien usia sekolah kadang kala juga muncul respon  berusaha mandiri, mencoba berani selama prosedur, serta peduli terhadap cara mengekspresikan perasaan dan malu terhadap perilaku yang berlebihan.

Tidak ada komentar: