PENINGKATAN KASUS DEMAM BERDARAH DI
Demam dengue adalah penyakit febris virus akut, sering kali disertai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, ruam dan leucopenia sebagai gejalanya. Demam berdarah dengue (DHF) ditandai oleh empat manifestasi klinis utama, yaitu : demam tinggi, fenomena hemoragik, sering dengan hepatomegali dan pada kasus berat, tanda-tanda kegagalan sirkulasi. Pasien DHF dapat mengalami syok hipovolemik yang diakibatkan oleh kebocoran plasma. Syok ini disebut dengue syok sindrom (DSS) dan dapat menjadi fatal, dimana bisa mengakibatkan kematian (WHO, 1999).
Demam berdarah dengue dapat menyerang semua umur baik anak-anak maupun orang dewasa. Penyebab penyakit ini adalah virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia secara langsung, tetapi dapat ditularkan melalui nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti betina menyimpan virus dengue pula telurnya, selanjutnya akan menularkan virus tersebut ke manusia melalui gigitan. Sekali menggigit, nyamuk akan berulang menggigit orang lain sehingga dengan mudah darah seseorang yang mengandung virus dengue dapat cepat dipindahkan ke orang lain, yang dapat menyebabkan epidemi (Hastuti, 2008).
Epidemi DHF dilaporkan sepanjang abad kesembilan belas dan awal abad keduapuluh di Amerika, Eropa selatan, Afrika Utara, Asia dan
Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit, disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun (Adimidjaja, 2004).
Kasus DHF di Bali pada dua tahun terakhir mengalami peningkatan. Tahun 2008 ratio kasus DHF 161/100.000 penduduk. Tahun 2009 meningkat menjadi 181,3/100.000 penduduk (Suardana, 2010). Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Nyoman Suteja, pada tahun 2010 kasus demam berdarah di Bali selama tiga bulan periode Januari - Maret tercatat 1.227 kasus, dari jumlah penderita sebanyak itu, telah mengakibatkan 12 orang di antaranya meninggal dunia (Krjogja, 2010).
Meledaknya kasus deman berdarah dengue di
DAFTAR PUSTAKA
Adimidjaja, T.K. (2004). Demam Berdarah Dengue. Diperoleh tanggal 7 Juli 2010, dari http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm
Hastuti, O. (2008). Demam Berdarah Dengue : Penyakit & Cara Pencegahannya, Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Krjogja, (2010), Kasus DBD, Bali Urutan Kedua Setelah Jakarta. Diperoleh tanggal 7 Juli 2010, dari http://www.krjogja.com/news/detail/28451/Kasus.DBD..Bali.Urutan.Kedua.Setelah.Jakarta.html
Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1, Jakarta : Media Aesculapius.
WHO (1999). Demam Berdarah Dengue : Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan Pengendalian, Edisi 2, Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar