1.
Pengertian Kualitas Pelayanan Keperawatan
Kualitas pelayanan
kesehatan merupakan gabungan dari dua dimensi yaitu kualitas (quality) dan pelayanan kesehatan (health service). Kualitas pelayanan
kesehatan sering menjadi masalah di tengah masyarakat pengguna pelayanan
kesehatan, namun penjelasannya sering kali tidak memuaskan sehingga orang
memiliki persepsi yang beragam mengenai kualitas pelayanan kesehatan tersebut
(Azwar, 2003).
Menurut Tjiptono
(2000), kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang simpatik, disiplin,
bertanggung jawab dan penuh perhatian kepada setiap pelayanan yang diberikan
sehingga memberikan kepuasan pelayanan yang diberikan.
Kualitas pelayanan
keperawatan mempunyai dua komponen, yaitu kepatuhan terhadap standar dan
kepatuhan terhadap harapan pengguna pelayanan keperawatan. Sedangkan dari segi
pemberi pelayanan keperawatan, kualitas merupakan sesuatu yang sesuai dengan
standar yang diterapkan. Kemampuan untuk mencapai sesuatu yang sesuai dengan
standar tersebut merupakan fungsi dari serangkaian faktor proses pelayanan.
Kualitas pelayanan
keperawatan adalah sikap profesional perawat yang memberikan perasaan nyaman,
terlindungi pada diri setiap pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan
dimana sikap itu merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan diharapkan
menimbulkan perasaan puas pada diri sendiri (Aditama, 2007).
2.
Aspek-Aspek Kualitas Pelayanan Keperawatan
Menurut Depkes RI
(Aditama, 2007), menetapkan bahwa pelayanan perawatan dikatakan berkualitas
baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan
aspek-aspek dasar perawatan. Aspek tersebut meliputi aspek penerimaan,
perhatian, tanggung jawab, komunikasi dan kerjasama, seperti pada uraian
berikut:
a.
Aspek penerimaan
Aspek ini meliputi
sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum, menyapa semua
pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpa
membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya,
sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan
perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
b.
Aspek perhatian
Aspek ini meliputi
sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu bersikap sabar,
murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien
dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka
terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan
pasien.
c.
Aspek komunikasi
Aspek ini meliputi
sikap perawat harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan pasien, dan
keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien
dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.
d.
Aspek kerjasama
Aspek ini meliputi
sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik dengan pasien dan
keluarga pasien.
e.
Aspek tanggung jawab
Aspek ini meliputi
sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu dan
perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.
Joewono (dalam
Aditama, 2007), menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu diperhatikan dalam
pelayanan keperawatan, yaitu:
1)
Kepedulian, seberapa jauh tempat
kerja memperhatikan emosi atau perasaan pasien.
2)
Lingkungan fisik, aspek ini
menunjukkan tingkat kebersihan dari lingkungan yang akan dinikmati pasien,
ketika mereka mendapatkan perawatan.
3)
Cepat tanggap, aspek yang
menunjukkan kecepatan rumah sakit dalam menanggapi kebutuhan pasien.
4)
Kemudahan bertransaksi, seberapa
mudah pasien melakukan transaksi atau mengurus administrasi.
5)
Kemudahan memperoleh informasi,
seberapa besar perhatian rumah sakit dalam menyediakan informasi yang
dibutuhkan pasien.
6)
Kemudahan mengakses, seberapa
mudah pasien dapat mengakses tenaga medis pada saat pasien memerlukannya.
7)
Prosedur, seberapa baik prosedur
yang harus dijalankan oleh pasien saat berurusan dengan rumah sakit.
8)
Harga, aspek yang menetukan nilai
pengalaman pelayanan yang dirasakan oleh pasien saat berinteraksi dengan
petugas.
3.
Penilaian Kualitas Pelayanan Keperawatan
Logast (dalam
Gaffar, 1999), menyatakan banyak aspek yang dapat dipakai untuk menilai
kualitas pelayanan keperawatan, misalnya dapat dilihat dari sikap perawat itu
sendiri dan bagaimana bentuk perawatan yang diberikan. Pelayanan keperawatan
dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan perawatan
kepada pasien sesuai dengan aspek dasar perawatan yaitu: aspek penerimaan,
perhatian, tanggung jawab, komunikasi dan kerjasama. Hal yang lain meliputi
ruang perawatan, tingkat pendidikan yang memberikan perawatan, atau berbagai
karakteristik lainnya. Proses pemberian perawatan itu sendiri tentu juga dapat
dinilai untuk mengetahui mutunya. Dalam hal ini dilihat bagaimana interaksi
antara pemberi perawatan dengan yang dirawat.
Penilaian kualitas
pelayanan keperawatan di rumah sakit banyak pendekatan yang dilakukan dengan
mendesain standar-standar kualitas, yang bisa berjumlah dalam ribuan yang pada
akhirnya menjadi satu standar mutu pasien, dimana kualitas perawatan harus
didukung dengan konsistensi dan kemampuan untuk diperbandingkan (Gaffar, 1999).
Prinsip dalam
pengukuran kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien yang dilihat standar
perawatan pasien bertujuan untuk membantu perawat dalam melanjutkan peningkatan
perawatan yang konsisten, kontinyu dan bermutu. Upaya peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat diukur melalui standar pelayanan di
rumah sakit yang berfungsi untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan apakah
pelayanan atau asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit sudah
mengikuti persyaratan-persyaratan, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan dapat
dipertanggungjawabkan maka dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanannya juga
harus dianggap baik. Mengetahui tingkat keberhasilan penerapan standar, perlu
dilakukan penilaian secara objektif dengan menggunakan metode dan instrumen
penilaian yang baku. Instrumen evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan,
angket dalam pelayanan keperawatan kepada pasien dan keluarga serta pedoman
observasi pelaksanaan tindakan keperawatan yang mana ketiganya saling terkait
satu sama lain (Depkes RI, 1997).
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. 2003. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Gaffar, L.O. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional.
Jakarta: EGC.
Gerson, R.F. 2004. Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta:PPM
Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk
Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar