1.
Pengertian
Oral hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan
gusi (Clark, dalam Shocker, 2008). Dan menurut Taylor, et al (dalam Shocker,
2008), oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk menjaga
kontinuitas bibir, lidah dan mukosa mulut, mencegah infeksi dan melembabkan membran
mulut dan bibir. Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah (2005), oral hygiene merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang
dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara
mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu
mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau
sepenuhnya oleh perawat. Menurut
Perry, ddk (2005), pemberian asuhan keperawatan untuk membersihkan mulut pasien
sedikitnya dua kali sehari.
2.
Tujuan
Menurut Clark
(dalam Shocker, 2008), tujuan dari tindakan oral
hygiene adalah sebagai berikut:
a.
Mencegah penyakit gigi dan mulut
b.
Mencegah penyakit yang
penularannya melalui mulut.
c.
Mempertinggi daya tahan tubuh
d.
Memperbaiki fungsi mulut untuk
meningkatkan nafsu makan.
Sedangkan menurut
Hidayat dan Uliyah (2005), tujuan dari tindakan oral hygiene, adalah:
a.
Mencegah infeksi gusi dan gigi.
b.
Mempertahankan kenyamanan rongga
mulut.
3.
Bahaya kurangya kebersihan mulut
Tujuan utama dari
kesehatan rongga mulut adalah untuk mencegah penumpukan plak dan mencegah
lengketnya bakteri yang terbentuk pada gigi. Akumulasi plak bakteri pada gigi
karena hygiene mulut yang buruk adalah faktor penyebab dari masalah utama
kesehatan rongga mulut, terutama gigi. Kebersihan mulut yang buruk memungkinkan
akumulasi bakteri penghasil asam pada permukaan gigi. Asam demineralizes email gigi menyebabkan kerusakan gigi (gigi
berlubang). Plak gigi juga dapat menyerang dan menginfeksi gusi menyebabkan
penyakit gusi dan periodontitis. Banyak masalah kesehatan mulut, seperti
sariawan, mulut luka, bau mulut dan lain-lain dianggap sebagai efek dari
kesehatan rongga mulut yang buruk. Sebagian besar masalah gigi dan mulut dapat
dihindari hanya dengan menjaga kebersihan mulut yang baik (Forthnet, 2010).
4.
Cara menjaga oral hygiene
Menurut Denstisty
(2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan efektif dalam menjaga oral hygiene, adalah sebagai berikut:
a.
Sikat gigi
Pengenalan teknik
sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur dan pemilihan
pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara horisontal adalah umum
dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara demikian lambat
laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Pada pasien yang tidak
sadar, sikat gigi diganti dengan
kain pembungkus handuk atau kasa pada ujung batang jari. Pasta gigi membantu
tetapi tidak perlu.
b.
Kumur-kumur antiseptik
Terdapat berbagai
bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur, seperti metal salisilat,
chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5%
atau 3,0%. Kumur-kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air
garam hangat.
c.
Dental flos atau benang gigi
Cara ini mulai
banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan di sela-sela gigi.
d.
Pembersih lidah
Tumpukan debris di
dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta candida yang bermukim
sebagai flora normal maupun transient.
5.
Cara perawatan oral hygiene pada pasien dengan penurunan tingkat kesadaran
Menurut Perry (2005), adapun perawatan oral hygiene pada pasien dengan penurunan tingkat kesadaran,
sebagai berikut:
a. Peralatan
1)
Air segar
2)
Spatel
lidah dengan bantalan atau spons
3)
Handuk
wajah, handuk kertas
4)
Kom kecil
5)
Bengkok
6)
Gelas
dengan air dingin
7)
Spuit
ber-bulb kecil
8)
Kateter
pengisap dihubungkan dengan alat pengisap
9)
Sarung
tangan sekali pakai
10) Pinset
11) Depper
b. Prosedur tindakan
1)
Pastikan
program dokter bila diperlukan hal-hal khusus
2)
Pastikan
identitas pasien
3)
Jika
memungkinkan jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan kepada keluarga
pasien
4)
Dekatkan
alat-alat
5)
Cuci
tangan dan gunakan sarung tangan
6)
Uji adanya
reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas bagian belakang lidah
(pasien dengan gangguan reflex menelan memerlukan perawatan khusus)
7)
Inspeksi
rongga mulut
8)
Posisikan
klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah matras, bila
perlu nyalahkan mesin pengisap dan sambungkan slang ke kateter pengisap.
9)
Tempatkan
handuk dibawah wajah pasien dan bengkok di bawah dagu.
10) Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah
pasien dengan spatel lidah dengan memasukkan tong spatel secara cepat tetapi
lembut, diantara molar belakang. Masukkan bila pasien relaks. (Jangan memaksa).
11) Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah
yang dibasahi dengan air segar. Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan.
Bersihkan permukaan penguyah dan permukaan dalam pertama. Bersihkan atap mulut
dan bagian dalam pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari menyebabkan reflex
muntah bila ada. Basahi aplikator bersih dengan air dan gosok mulut untuk
mencuci. Ulangi sesuai kebutuhan.
12) Isap sekresi bila terakumulasi.
13) Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan telah
selesai.
14) Lepaskan sarung tangan.
15) Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16) Bersihkan peralatan dan kembalikan pada
tempatnya.
17) Dokumentasikan prosedur dan keadaan pasien
18) Periksa kembali bila diperlukan.
6.
Bahaya oral hygiene buruk
terhadap penyakit sistemik.
Menurut Wikipedia
(2010), beberapa studi klinis terbaru menunjukkan hubungan langsung antara
kebersihan mulut yang buruk (bakteri dan infeksi rongga mulut) dan penyakit
sistemik, yaitu:
a.
Penyakit kardiovaskuler (serangan
jantung dan stroke)
b.
Bakteri pnemonia
c.
Bayi lahir berat badan rendah
d.
Komplikasi diabetes
e.
Osteoporosis
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.A.A. dan Uliyah,
M. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia, Buku
Saku Praktikum. Jakarta: EGC.
Perry, dkk. 2005. Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar,
Edisi 5. Jakarta: EGC.
Potter, P.A. dan Perry,
A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C. dan Bare,
B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan
Medikal-Bedah: Brunner & Suddarth, Edisi 8, Vol 3. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar