1.
Pengertian
Metode kanguru
adalah perawatan bayi seperti bayi kanguru berada dalam kantung kanguru selama
diperlukan, dengan bayi berada dalam dekapan ibu, sehingga mendapatkan sumber
panas alami, terus menerus langsung dari kulit ibu ke kulit bayi dan
mendapatkan kehangatan udara dalam kantung atau baju ibu (Yanuarso, 2007).
Perawatan metode
kanguru adalah perawatan bayi baru lahir seperti bayi kanguru berada dalam
kantung kanguru selama diperlukan, bayi berada didalam dekapan ibu dalam posisi
tegak, kepala miring ke kiri atau kanan, sehingga bayi mendapatkan sumber panas
secara alami terus menerus langsung dari kulit ibu ke kulit bayi serta
mendapatkan kehangatan udara dalam kantung atau baju ibu yang berada dalam
lingkungan bayi dengan ibu serta memudahkan untuk memberi ASI (Usman, 2008).
Berdasarkan uraian
tersebut yang dimaksud dengan metode kanguru dari penelitian ini adalah perawatan
bayi setelah lahir dimana ada
kontak ibu dan bayi secara dini, bayi berada didalam
dekapan ibu dalam posisi tegak, kepala miring ke kiri atau kanan, sehingga bayi
mendapatkan sumber panas secara alami terus menerus langsung dari kulit ibu ke
kulit bayi serta mendapatkan kehangatan udara dalam kantung atau baju ibu dan
dikombinasi dengan pemberian ASI.
2.
Manfaat metode kanguru
Penerapan metode kanguru
dapat memberikan manfaat baik bagi ibu maupun bayi (Usman, 2008), yaitu:
a.
Manfaat bagi ibu
1)
Cara untuk mempermudah ibu dalam pemberian ASI
2)
Dapat mempererat ikatan batin
antara ibu dan anak
3)
Dapat mempersingkat masa perawatan
secara keseluruhan
4)
Dapat menumbuhkan rasa percaya
diri ibu dan kepuasan bekerja.
5)
Perawatan bayi lekat atau metode
kanguru ini sederhana, praktis, efektif dan ekonomis sehingga bisa
dilakukan oleh setiap ibu atau pengganti
ibu di rumah ataupun di puskesmas, terutama dalam mencegah kematian BBLR.
b.
Manfaat bagi bayi
1)
Secara klinis dengan metode
kengguru ini detak jantung bayi menjadi stabil dan pernafasannya lebih teratur
sehingga penyebaran oksigen ke seluruh tubuhnya pun lebih baik.
2)
Kenaikan berat badannya menjadi
lebih cepat, pertumbuhan dan perkembangan motorik pun menjadi lebih baik.
3)
Dapat mencegah kedinginan
(hipotermia) pada bayi, dapat tidur dengan nyenyak dan lama, lebih tenang serta
jarang menangis.
3.
Komponen metode kanguru
Pada awalnya
komponen dari metode kanguru terdiri dari 3 komponen, yang kemudian berkembang
menjadi 4 (Djelantik, 2001), yaitu:
a.
Kontak langsung kulit bayi dengan
ibu yang berlangsung lam (24 jam) dalam posisi kanguru.
b.
Pemberian ASI sebagai nutrisi
dasar
c.
Pulang lebih cepat dari rumah
sakit dalam posisi kanguru.
d.
Pemantauan tumbuh kembang bayi
dalam perawatan rawat jalan.
4.
Pelaksanaan metode kanguru
Pelaksanaan metode kanguru
dapat dilakukan pada waktu:
a.
Segera setelah lahir
b.
Sangat awal setelah 10-15 menit
c.
Awal setelah umur 24 jam
d.
Menengah setelah tujuh hari
perawatan
e.
Lambat setelah bayi bernafas
sendiri tanpa oksigen dan.
f.
Setelah keluar dari perawatanan
inkubator di rumah sakit.
Penggunaan metode kanguru
dihentikan, jika bayi sudah tidak membutuhkan lagi minimal berat badan >
2.500 gram, suhu stabil yaitu 37,5oC dan menetek kuat (Usman, 2008).
5.
Kriteria keberhasilan perawatan metode kanguru
Perawatan metode kanguru
dikatakan mencapai keberhasilan apabila:
a.
Suhu tubuh stabil dan optimal
(36,5 – 37,5oC).
b.
Kenaikan berat badan stabil
c.
Produksi ASI adekuat
d.
Bayi tumbuh dan berkembang optimal
e.
Bayi dapat menetek kuat seperti
normlanya
Sedangkan penyebab keberhasilan perawatan
metode kanguru (Usman, 2008), yaitu:
a.
Bayi seperti berada dalam
kandungan dan dapat mendengar bunyi jantung serta suara ibu, merasakan seperti
diayun, memudahkan refleks menghisap dan merasa terlindungi.
b.
Bayi terlindungi dari cahaya yang
terlalu terang, udara yang berhembus semilir dan kebisingan yang berlebihan.
c.
Dengan posisi tegak atau tengkurap
di dada ibu, membuat bayi tidur lebih lelap, lebih tenang atau tidak rewel dan
kebutuhan energinya lebih sedikit.
6.
Mekanisme kerja metode kanguru
Prinsip pelaksanaan
metode kanguru adalah kulit bayi menempel pada kulit ibu, agar bayi dapat
mengambil panas dari tubuh ibunya. Pada dasarnya mekanisme kerja metode kanguru
adalah sama seperti perawatan inkubator yang berfungsi sebagai termoregulator
dengan memberikan lingkungan termonetral pada bayi melalui aliran panas
konduksi dan radiasi. Lingkungan termonetral adalah lingkungan suhu agar bayi
dapat mempertahankan suhu optimal dengan mengeluarkan kalori yang minimal.
Pengaliran panas melalui konduksi adalah indetik kontak kulit ibu-bayi seperti
sumber panas dari bahan inkubator ke kulit bayi. Pengaliran panas melalui
radiasi adalah udara hangat di dalam inkubator seperti udara hangat dalam baju
kanguru dan bayi (Usman, 2008).
Tahapan penggunaan
metode kanguru menurut Perinasia (2001), adalah sebagai berikut:
a.
Jelaskan pada ibu dan keluarga,
tujuan bayi dirawat dengan metode kanguru, bahwa metode kanguru mempermudah
proses menyusui serta mampu menghangatkan suhu tubuh bayi.
b.
Bila ibu dan keluarga setuju bayi
dirawat dengan metode kanguru maka lakukan langkah-langkah, sebagai berikut:
1)
Siapkan ibu, dengan menjaga
kebersihan daerah perut dan dada menggunakan waslap atau kain yang bersih.
2)
Siapkan bayi, bayi tidak perlu dimandikan
cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat, kepala bayi ditutup dengan
topi, tidak perlu baju, bayi hanya memakai popok saja.
3)
Gunakan baju biasa atau baju
kanguru, selama pelaksanaan ibu tidak perlu memakai baju dalam. Pilih baju yang
agak longgar atau dapat direnggangkan. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi
dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat
sedemikian untuk menjaga tubuh bayi. Lepaskan bayi dari baju kanguru hanya
untuk membersihkan popok dan mengganti ibu kanguru.
4)
Posisi tegak, kepala miring ke
kanan atau ke kiri ketika ibu berdiri atau duduk sesuai dengan kenyamanan bayi
dan kulit ibu, serta posisi bayi tengkurap atau miring ketika berbaring atau
tidur.
c.
Monitor bayi, ajarkan ibu untuk
memantau pernafasan bayi, suhu tubuh, gerakan bayi, frekuensi berak dan kencing
7.
Pemantauan
Pemantauan yang
dilakukan pada bayi dengan perawatan metode kanguru menurut Sudarti dan
Khoirunnisa (2010), adalah sebagai berikut:
a.
Jelaskan pada ibu mengenai pola
pernafasan dan warna bayi normal serta kemungkinan variasi yang masih dianggap
normal. Mintalah pada ibu waspada terhadap tanda yang tidak biasanya ditemui
atau tidak normal.
b.
Jelaskan pula bahwa metode kanguru
penting agar pernafasan bayi baik dan mengurangi risiko terjadinya apnea,
dibanding bila bayi diletakkan dalam boks.
c.
Ajari ibu cara menstimulasi bayi
(mengelus dada atau punggung, atau menyentil kaki bayi) bila bayi tampak biru
di daerah lidah, bibir, atau sekitar mulut atau pernafasan berhenti lama.
1)
Tidak perlu melakukan pemantauan
suhu selama bayi kontak dengan kulit ibu.
2)
Bila suhu normal selama 3 hari
berturut-turut, ukur suhu setiap 12 jam selama 2 hari kemudian hentikan
pengukuran.
8.
Pemulangan bayi
Menurut Sudarti dan
Khoirunnisa (2010), butuh waktu beberapa hari-minggu sampai bayi siap
dipulangkan, tergantung berat lahir. Ibu dan bayi dapat dipulangkan apabila
bayi:
a.
Tidak ada masalah lain yang
memerlukan perawatan di rumah sakit.
b.
Berat badan naik > 20 gram/hari
selama 3 hari berturut-turut. Beri dorongan bahwa ibu dapat merawat bayinya dan
dapat melanjutkan perawatan metode kanguru di rumah, dan dapat kembali untuk
melakukan kunjungan tindak lanjut secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Perinasia. 2001.
Materi Pelatihan Perawatan Metode Kanguru.
Bali: Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
Sudarti dan
Khorunnisa, E. 2010. Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Surasmi, A. Dkk.
2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi.
Jakarta: EGC.
Usman, A. 2008. Buku Ajar Neonatologi, Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar