Kamis, 22 Maret 2012

Perawatan Metode Kanguru



1.    Pengertian
Metode kanguru adalah perawatan bayi seperti bayi kanguru berada dalam kantung kanguru selama diperlukan, dengan bayi berada dalam dekapan ibu, sehingga mendapatkan sumber panas alami, terus menerus langsung dari kulit ibu ke kulit bayi dan mendapatkan kehangatan udara dalam kantung atau baju ibu (Yanuarso, 2007).
Perawatan metode kanguru adalah perawatan bayi baru lahir seperti bayi kanguru berada dalam kantung kanguru selama diperlukan, bayi berada didalam dekapan ibu dalam posisi tegak, kepala miring ke kiri atau kanan, sehingga bayi mendapatkan sumber panas secara alami terus menerus langsung dari kulit ibu ke kulit bayi serta mendapatkan kehangatan udara dalam kantung atau baju ibu yang berada dalam lingkungan bayi dengan ibu serta memudahkan untuk memberi ASI (Usman, 2008).
Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud dengan metode kanguru dari penelitian ini adalah perawatan bayi setelah lahir dimana ada kontak ibu dan bayi secara dini, bayi berada didalam dekapan ibu dalam posisi tegak, kepala miring ke kiri atau kanan, sehingga bayi mendapatkan sumber panas secara alami terus menerus langsung dari kulit ibu ke kulit bayi serta mendapatkan kehangatan udara dalam kantung atau baju ibu dan dikombinasi dengan pemberian ASI.

2.    Manfaat metode kanguru
Penerapan metode kanguru dapat memberikan manfaat baik bagi ibu maupun bayi (Usman, 2008), yaitu:
a.    Manfaat bagi ibu
1)    Cara untuk mempermudah ibu dalam pemberian ASI
2)   Dapat mempererat ikatan batin antara ibu dan anak
3)   Dapat mempersingkat masa perawatan secara keseluruhan
4)   Dapat menumbuhkan rasa percaya diri ibu dan kepuasan bekerja.
5)   Perawatan bayi lekat atau metode kanguru ini sederhana, praktis, efektif dan ekonomis sehingga bisa dilakukan  oleh setiap ibu atau pengganti ibu di rumah ataupun di puskesmas, terutama dalam mencegah kematian BBLR.
b.    Manfaat bagi bayi
1)   Secara klinis dengan metode kengguru ini detak jantung bayi menjadi stabil dan pernafasannya lebih teratur sehingga penyebaran oksigen ke seluruh tubuhnya pun lebih baik.
2)   Kenaikan berat badannya menjadi lebih cepat, pertumbuhan dan perkembangan motorik pun menjadi lebih baik.
3)   Dapat mencegah kedinginan (hipotermia) pada bayi, dapat tidur dengan nyenyak dan lama, lebih tenang serta jarang menangis.

3.    Komponen metode kanguru
Pada awalnya komponen dari metode kanguru terdiri dari 3 komponen, yang kemudian berkembang menjadi 4 (Djelantik, 2001), yaitu:
a.    Kontak langsung kulit bayi dengan ibu yang berlangsung lam (24 jam) dalam posisi kanguru.
b.    Pemberian ASI sebagai nutrisi dasar
c.    Pulang lebih cepat dari rumah sakit dalam posisi kanguru.
d.   Pemantauan tumbuh kembang bayi dalam perawatan rawat jalan.

4.    Pelaksanaan metode kanguru
Pelaksanaan metode kanguru dapat dilakukan pada waktu:
a.    Segera setelah lahir
b.    Sangat awal setelah 10-15 menit
c.    Awal setelah umur 24 jam
d.   Menengah setelah tujuh hari perawatan
e.    Lambat setelah bayi bernafas sendiri tanpa oksigen dan.
f.     Setelah keluar dari perawatanan inkubator di rumah sakit.
Penggunaan metode kanguru dihentikan, jika bayi sudah tidak membutuhkan lagi minimal berat badan > 2.500 gram, suhu stabil yaitu 37,5oC dan menetek kuat (Usman, 2008).

5.    Kriteria keberhasilan perawatan metode kanguru
Perawatan metode kanguru dikatakan mencapai keberhasilan apabila:
a.    Suhu tubuh stabil dan optimal (36,5 – 37,5oC).
b.    Kenaikan berat badan stabil
c.    Produksi ASI adekuat
d.   Bayi tumbuh dan berkembang optimal
e.    Bayi dapat menetek kuat seperti normlanya
Sedangkan penyebab keberhasilan perawatan metode kanguru (Usman, 2008), yaitu:
a.    Bayi seperti berada dalam kandungan dan dapat mendengar bunyi jantung serta suara ibu, merasakan seperti diayun, memudahkan refleks menghisap dan merasa terlindungi.
b.    Bayi terlindungi dari cahaya yang terlalu terang, udara yang berhembus semilir dan kebisingan yang berlebihan.
c.    Dengan posisi tegak atau tengkurap di dada ibu, membuat bayi tidur lebih lelap, lebih tenang atau tidak rewel dan kebutuhan energinya lebih sedikit.

6.    Mekanisme kerja metode kanguru
Prinsip pelaksanaan metode kanguru adalah kulit bayi menempel pada kulit ibu, agar bayi dapat mengambil panas dari tubuh ibunya. Pada dasarnya mekanisme kerja metode kanguru adalah sama seperti perawatan inkubator yang berfungsi sebagai termoregulator dengan memberikan lingkungan termonetral pada bayi melalui aliran panas konduksi dan radiasi. Lingkungan termonetral adalah lingkungan suhu agar bayi dapat mempertahankan suhu optimal dengan mengeluarkan kalori yang minimal. Pengaliran panas melalui konduksi adalah indetik kontak kulit ibu-bayi seperti sumber panas dari bahan inkubator ke kulit bayi. Pengaliran panas melalui radiasi adalah udara hangat di dalam inkubator seperti udara hangat dalam baju kanguru dan bayi (Usman, 2008).
Tahapan penggunaan metode kanguru menurut Perinasia (2001), adalah sebagai berikut:
a.    Jelaskan pada ibu dan keluarga, tujuan bayi dirawat dengan metode kanguru, bahwa metode kanguru mempermudah proses menyusui serta mampu menghangatkan suhu tubuh bayi.
b.    Bila ibu dan keluarga setuju bayi dirawat dengan metode kanguru maka lakukan langkah-langkah, sebagai berikut:
1)   Siapkan ibu, dengan menjaga kebersihan daerah perut dan dada menggunakan waslap atau kain yang bersih.
2)   Siapkan bayi, bayi tidak perlu dimandikan cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat, kepala bayi ditutup dengan topi, tidak perlu baju, bayi hanya memakai popok saja.
3)   Gunakan baju biasa atau baju kanguru, selama pelaksanaan ibu tidak perlu memakai baju dalam. Pilih baju yang agak longgar atau dapat direnggangkan. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi. Lepaskan bayi dari baju kanguru hanya untuk membersihkan popok dan mengganti ibu kanguru.
4)   Posisi tegak, kepala miring ke kanan atau ke kiri ketika ibu berdiri atau duduk sesuai dengan kenyamanan bayi dan kulit ibu, serta posisi bayi tengkurap atau miring ketika berbaring atau tidur.
c.    Monitor bayi, ajarkan ibu untuk memantau pernafasan bayi, suhu tubuh, gerakan bayi, frekuensi berak dan kencing

7.    Pemantauan
Pemantauan yang dilakukan pada bayi dengan perawatan metode kanguru menurut Sudarti dan Khoirunnisa (2010), adalah sebagai berikut:
a.    Jelaskan pada ibu mengenai pola pernafasan dan warna bayi normal serta kemungkinan variasi yang masih dianggap normal. Mintalah pada ibu waspada terhadap tanda yang tidak biasanya ditemui atau tidak normal.
b.    Jelaskan pula bahwa metode kanguru penting agar pernafasan bayi baik dan mengurangi risiko terjadinya apnea, dibanding bila bayi diletakkan dalam boks.
c.    Ajari ibu cara menstimulasi bayi (mengelus dada atau punggung, atau menyentil kaki bayi) bila bayi tampak biru di daerah lidah, bibir, atau sekitar mulut atau pernafasan berhenti lama.
1)   Tidak perlu melakukan pemantauan suhu selama bayi kontak dengan kulit ibu.
2)   Bila suhu normal selama 3 hari berturut-turut, ukur suhu setiap 12 jam selama 2 hari kemudian hentikan pengukuran.

8.    Pemulangan bayi
Menurut Sudarti dan Khoirunnisa (2010), butuh waktu beberapa hari-minggu sampai bayi siap dipulangkan, tergantung berat lahir. Ibu dan bayi dapat dipulangkan apabila bayi:
a.    Tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
b.    Berat badan naik > 20 gram/hari selama 3 hari berturut-turut. Beri dorongan bahwa ibu dapat merawat bayinya dan dapat melanjutkan perawatan metode kanguru di rumah, dan dapat kembali untuk melakukan kunjungan tindak lanjut secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Perinasia. 2001. Materi Pelatihan Perawatan Metode Kanguru. Bali: Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

Sudarti dan Khorunnisa, E. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Surasmi, A. Dkk. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta: EGC.

Usman, A. 2008. Buku Ajar Neonatologi, Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar: