Selasa, 14 Juli 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

A. PENGERTIAN

Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga.

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Towsend, 1998).

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhdap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 1998).

Harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan, perubahan).

2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama.

B. RENTANG RESPON KONSEP DIRI

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) respon individu terhadap konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri, yaitu adaptif dan maladaptif.

RENTANG RESPON KONSEP DIRI




Respon adaptif Respon maladaptif




Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi

Diri positif rendah identitas

Gambar 4. Rentang Respon Konsep Diri

1. Aktualisasi adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman nyata yang sukses diterima.

2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.

3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri maladaptif.

4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.

5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

C. PENYEBAB

Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi secara :

1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).

Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :

a. Privacy yang harus diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).

b. Harapan akan struktur bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.

c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.

2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptif.

D. PROSES TERJADINYA

Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri terdiri atas komponen : citra diri, ideal diri, harga diri, penampilan peran dan identitas personal. Respons individu terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang rentang konsep diri yaitu dari adaptif sampai maladatif.

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.

Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.

Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :

1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksirkan kejadian yang mengancam.

2. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran, yaitu :

a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.

b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.

c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.

E. PENGKAJIAN

Tanda dan gejala yang dapat dikaji pada klien dengan harga diri rendah, adalah sebagai berikut :

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/mengejek dan mengkritik diri sendiri.

3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.

4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.

5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan.

6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

G. RENCANA KEPERAWATAN

TUM :

Klien memiliki konsep diri yang positif

TUK 1

Klien dapat membina hubungan saking percaya.

Kriteria Evaluasi :

Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan,mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

Rencana Tindakan :

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :

a. Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal.

b. Perkenalkan diri dengan sopan.

c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.

d. Jelaskan tujuan pertemuan

e. Jujur dan menepati janji

f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar

TUK 2

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang di milikinya,

Kriteria evaluasi :

Klien dapat menyebutkan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien

Rencana Tindakan :

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

2. Bersama klien buat daftar tentang aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien.

3. Beri pujian yang realistik dan hirdarkan memberi penilaian yang negatif.

TUK 3

Klien dapat menilai kemapauan yang digunakan,

Kriteria evaluasi :

Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di RS, klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah

Rencana Tindakan :

1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.

2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilajutkan di rumah sakit

3. Beri reinforcement positif

TUK 4

Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,

Kriteria evaluasi :

Klien memiliki kemampuan yang akan dilatih, klien mencoba sesuai jadwal harian.

Rencana Tindakan :

1. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah sakit.

2. Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh.

3. Beri pujian atas keberhasilan klien.

4. Diskusikan jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang telah dilatih.

TUK 5

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya,

Kriteria evaluasi :

Klien melakukan kegiatan yang telah dilatih, mampu melakukan beberapa kegiatan secara mandiri

Rencana Tindakan :

1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.

2. Beri pujian atas keberhasilan klien.

3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

TUK 6

Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada,

Kriteria evaluasi :

Keluarga memberi dukungan dan pujian, keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien

Rencana Tindakan :

1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.

2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.

3. Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah.

4. Anjurkan keluarga memberi pujian pada klien setiap berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

http://keperawatan-gun.blogspot.com/search/label/JIWA :

Keliat, B.A., (2002). Gangguan Konsep Diri Pada Klien Gangguan Jiwa. FIK UI. (tidak dipublikasikan).

Stuart G.W. and Sundeen (1995). Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed). St. Louis Mosby Year Book.

Stuart dan Laraia (2001). Principle and Practice of Psychiatric Nursing, Edisi 6, St. Louis Mosby Year Book.

Townsend. (1998). Diagnosis Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri : pedomanan Untuk Pembuatan Rencana Keperawatan EGC, Jakarta (terjemahan).

Tidak ada komentar: