Rabu, 15 Juli 2009

Hemodialisa

HEMODIALISA

1. PENGERTIAN

Hemodialisa adalah suatu cara untuk memisahkan darah dari sampah metabolisme dan racun tubuh bila ginjal sudah tak berfungsi, disini digunakan ginjal buatan yang berbentuk mesin hemodialisis.

Hemodialisa merupakan proses eleminasi sisa-sisa produk metabolisme (protein) dan koreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit antara kompartemen darah dan dialisat melalui selaput membran semipermiabel yang berperan sebagai ginjal buatan (Sukandar, 2006).

Hemodialisa adalah difusi partikel larut dari suatu kompartemen cairan ke kompartemen darah yang mengandung produk sisa urea dan kreatinin yang kemudian mengalir ke dalam dialiser atau ginjal buatan (Hudak & Gallo, 1996).

2. FUNGSI HEMODIALISA

Fungsi hemodialisa menurut Hudak & Gallo (1996), adalah :

a. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam urat.

b. Membuang kelebihan air yang mempengaruhi tekanan banding antara darah dan bagian cairan, biasanya terdiri atas tekanan positif dalam arus darah dan tekanan negatif (penghisap) dalam kompartemen dialisat (proses ultrafiltrasi).

c. Mempertahankan atau mengembalikan sistem buffer tubuh.

d. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.

3. CARA KERJA HEMODILISIS

Darah dikeluarkan dari tubuh melalui pipa-pipa plastik menuju mesin ginjal buatan (mesin hemodialisis). Setelah darah bersih dari sisa metabolisme dan racun tubuh, darah akan kembali ke tubuh. Pada gagal ginjal akut dilakukan hemodilisis sampai fungsi ginjal membaik, sedangkan pada gagal ginjal kronik berat dilakukan hemodilisis 2-3 kali seminggu, diulang seumur hidup atau sampai dilakukan cangkok ginjal.

4. KOMPLIKASI HEMODIALISIS

Komplikasi pada tindakan hemodialisis (Hudak & Gallo, 1996 ) adalah :

a. Ketidakseimbangan cairan

Keseimbangan cairan sangat penting dilakukang sebelum hemodialisa sehingga tindakan korektif dapat dilakukan pada awal prosedur. Parameter seperti tekanan darah, nadi, berat badan, masukan dan haluaran, turgor jaringan, dan gejala-gejala lain akan membantu memperkirakan kelebihan dan kekurangan cairan.

b. Hipervolemia

Gejala-gejala berikut dapat mengissyaratkan adanya kelebihan cairan : tekanan darah naik, peningkatan nadi dan frekuensi pernafasan, peningkatan tekanan vena sentral, dispnea, batuk, edema, peningkatan berat badan yang berlebihan dan riwayat atau catatan kelebihan masukan cairan dalam keadaan tidak terdapat kehilangan yang adekuat.

c. Ultrafiltrasi

Kelebihan air dibuang dari kompartemen vaskular melalui proses ultrafiltrasi, hal ini dapat tercapai dengan memberikan tekanan negatif pada dialisat.

d. Rangkaian Ultrafiltrasi (Diafiltrasi)

Ultrafiltrasi cepat untuk tujuan menghilangkan atau mencegah hipertensi, gagal jantung kongestif, edema paru, dan komplikasi lain yang berhubungan dengan kelebihan cairan seringkali dibatasi oleh toleransi pasien untuk memanipulasi volume intravaskular.

e. Hipovolemia

Pengkajian hipovolemia didasarkan pada evaluasi kecenderungan dalam tanda-tanda vital dan gejala-gejala, meliputi : penurunan tekanan darah, peningkatan frekuensi nadi dan pernafasan, turgor kulit buruk, mulut kering dan penurunan haluaran urine.

f. Hipotensi

Hipotensi selama dialisis dapat disebabkan oleh hipovolemia, ultrafiltrasi berlebihan, kehilangan darah dalam dialiser, inkompatibilitas mambran pendialisa dan terapi obat antihipertensi. Hipotensi pada awal dialisis dapat terjadi pada pasien dengan volume darah sedikit, seperti pada anak-anak dan orang dewasa yang kecil.

g. Hipertensi

Penyebab hipertensi yang paling sering selama dialisis adalah berlebihan cairan, sindrom disequilibrium, respon renin terhadap ultrafiltrasi dan ansietas.

h. Sindrom Disequilibrium dialisis

Sindrom Disequilibrium dialisis dimanifestasikan oleh sekelompok gejala-gejala yang diduga disfungsi serebral. Rentang beratnya gejala-gejala dari mual ringan, muntah, sakit kepala dan hipertensi sampai agitasi, kekacauan mental dan kejang.

REFERENSI

Hudak & Gallo (1996) Perawatan Kritis, Edisi VI, Jakarta : EGC

Okiyana, S. (2000) Manajemen Penerimaan Pasien Baru Di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta : Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Markum, M.S. (2000) Pengelolaan Pasien Pra-Hemodialisis, Jakarta : Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Sukandar, E. (2006) Nefrologi Klinik, Edisi III, Bandung : Pusat Informasi Ilmiah Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK. UNPAD/RS Hasan Sadikin

Tidak ada komentar: